Disinyalir pemilihan Ketua BEM Unsri syarat kepentingan birokrat Kampus, Mahasiswa protes

 

OGANILIR,BS,- Lebih kurang 100 mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) Kamis (23/2/2023) menggelar aksi penolakan pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri yang terkesan diintervensi.

Bahkan mahasiswa yang membawa spanduk bertuliskan penilakan itu, berusaha untuk berdialog langsung dengan Wakik Rektor (WR) III Unsri Dinar Try Akbar.

Dinar mengatakan kedatangan mahasiswa ini ingin memberikan surat pernyataan  penolakan Pemilihan Ketua BEM Unsri dan permintaan diskusi bersama WR III Universitas Sriwijaya untuk membahas Pemilihan Ketua BEM Universitas Sriwijaya.

Sementara itu, Sendi Adi Pranata perwakilan mahasiswa Unsri, mengungkapkan, diduga Wakil Rektor III Universitas Sriwijaya membuat aturan secara sepihak mengenai pedoman Pemilihan Raya tanpa melibatkan dan menyosialisasikan kepada mahasiswa secara menyeluruh.

Menurutnya, ada beberapa point yang yang terkesan pemilihan Ketua BEM syarat akan kepentingan, yakni Panitia pemilihan dan pengawas terdiri atas unsur Pimpinan, Dosen, Tenaga Kependidikan dan mahasiswa. Hal ini menujukkan adanya keterlibatan yang besar dari birokrat kampus.

Pembatasan calon Ketua dan Wakil Ketua BEM. Setiap Fakultas hanya dapat mengirimkan 1 mahasiswa sebagai Bakal Calon Ketua atau Wakil Ketua BEM Universitas. Hal ini membatasi hak mahasiswa yang ingin mencalonkan diri.

Pemungutan suara secara online. Universitas Sriwijaya saat ini telah melaksanakan perkuliahan secara luring, namun Pemira dilakukan secara online. Ditambah lagi, sistem keamanan aplikasi/web pemungutan suara ini rawan disalahgunakan.

Hilangnya one man, one vote. Penghitungan suara menggunakan electoral college yaitu setiap Fakultas hanya dihitung 1 poin. Hal ini tidak berkeadilan karena suara mahasiswa menjadi terbuang.

Mahasiswa yang dilibatkan sebagai panitia pemilihan dan pengawas tidak memiliki peran yang sentral untuk memastikan independensi dalam Pemira.

“Hal ini membuat kami melakukan aksi damai pada hari ini, untuk menyampaikan aspirasi kami,” tegasnya.

Dikatakannya ada beberapa point yang nenjadi tuntutan mahasiswa.

Menolak aturan dan penyelenggaran Pemilihan Raya yang dibuat oleh Wakil Rektor III Universitas Sriwjaya.

Mengembalikan penyelenggaran Pemilihan Raya (Pemilihan Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa, Gubernur Mahasiswa / Wakil Gubernur Mahasiswa

/ Ketua dan Wakil Ketua BEM Fakultas, DPM Universitas, maupun DPM Fakultas) kepada mahasiswa berdasarkan Konstitusi KM Universitas Sriwijya yang berlaku.

Mendesak Panitia Pemilihan Raya dan Panitia Pengawas Pemilihan Raya untuk mengundurkan diri demi menjaga demokrasi di KM Universitas Sriwijaya.(Smsi OI)