Pengabdian ke Masyarakat, Mahasiswa ITPA Ajak Petani Manfaatkan Limbah Jerami Bernilai Ekonomis
Laporan : Delta Handoko
KOTA PAGAR ALAM, BS — Petani wajib tahu, jika jerami atau limbah dari komoditi padi pasca panen mampu meningkatkan taraf hidup serta bernilai ekonomis jika pemanfaatannya dilakukan secara baik, salah satunya yakni budidaya jamur merang.
Pasalnya, pada jerami terdapat kandungan Lignoselulosa yang cukup tinggi sebagai sumber karbon dan energi untuk tumbuhnya jamur.
Pengetahuan inilah yang diungkapkan oleh sejumlah Mahasiswa Institut Tekhnologi Pagar Alam (ITPA) dalam giat Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ke Kelompok Tani (Poktan) Tunas Baru Desa Muara Suban Kecamatan Dempo Utara.
Fery Putrawansya selaku dosen pendamping, jika dalam kegiatan ini mahasiswa juga mengedukasi kepada petani jika kebiasaan membakar jerami juga berdampak negatif terhadap lingkungan atau menyebabkan polusi.
Apalagi, kata dia, budidaya jamur merang dengan media jerami ini bukan sesuatu yang sulit, karena pengolahannya tidak membutuhkan biaya yang tinggi serta keberadaanya pun yang melimpah.
“Artinya petani tidak hanya mengandalkan padi saja ketika panen, setelah itu limbahnya (jerami) bisa dimanfaatkan untuk budidaya jamur merang,” terangnya.
Terkait hasil, ia pun menerangkan juga sangat menjanjikan dimana 100 kilogram jerami kering dapat menghasilkan ±10–15 kilogram jamur merang segar, sementara dalam 10–14 hari jamur merang mulai tumbuh dan bisa dipanen setiap hari.
“Selain itu media bekas (±70 kg sisa jerami) dapat diolah kembali jadi pupuk organik,” imbuhnya.
Mengenai cara, Fery menerangkan bahwa langka pertama yakni dengan menyiapkan jerami yang kemudian di potong-potong lalu direndam kedalam air selama 1-2 hari baru ditiriskan.
Selanjutnya adalah penyusunan media, dan Jerami ditumpuk membentuk bedengan/kubus, biasanya ukuran 1,5 m × panjang sesuai kebutuhan, Setiap lapisan bisa diberi campuran bekatul/dedak dan kapur dolomit untuk memperkaya nutrisi.
Lalu tahap Pasteurisasi yakni Media jerami dipanaskan (uap panas atau fermentasi tertutup) hingga suhu ±70 °C untuk membunuh jamur liar/patogen.
Setelah suhu turun ke ±30 °C, bibit jamur merang ditebar di sela-sela jerami.Tumpukan ditutup jerami tipis agar lembap.
Tahap berikutnya yakni Inkubasi Perawatan, Jerami dijaga kelembapannya dengan penyemprotan kabut air, serta Ventilasi diatur agar gas amonia hasil dekomposisi jerami bisa keluar.
“Setelah itu dalam 10–14 hari jamur merang mulai tumbuh dan bisa dipanen setiap hari dan panen optimal dilakukan saat jamur masih kuncup,”pungkasnya.