Pelabuhan Tanjung Carat Ditarget Beroperasi Sebelum 2029

Laporan: TIA

 

KOTA PALEMBANG, BS – Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menargetkan pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) dapat rampung dalam tiga hingga empat tahun ke depan atau sebelum 2029.

 

“Pembangunan Pelabuhan Palembang Baru di Tanjung Carat merupakan bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam memperkuat konektivitas dan menunjang pertumbuhan ekonomi di Sumsel. Kami berharap dalam waktu tiga sampai empat tahun pelabuhan ini bisa beroperasi,” ujar Dudy usai penandatanganan nota kesepahaman dan penyerahan lahan pelabuhan di Palembang, pada Jumat (31/10/2025).

 

Dudy menyebut, pelabuhan seluas 59,5 hektare tersebut telah masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Menko Perekonomian Nomor 16 Tahun 2025.

 

Menurut Dudy, proyek ini menjadi langkah awal penting, setelah tertunda selama hampir 40 tahun.

 

“Saya terus terang kaget ketika mengetahui bahwa rencana pembangunan pelabuhan samudera ini sudah direncanakan hampir empat dekade. Karena itu, saya ingin memastikan agar pembangunan ini tidak berhenti ditahap seremonial,” imbuhnya.

 

Ia menyampaikan, bahwa setelah penandatanganan nota kesepahaman, akan dilakukan proses lanjutan termasuk penjajakan investor strategis.

 

“Pembangunan fisik pelabuhan akan melibatkan kerja sama pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan swasta,” tuturnya.

 

Ia menegaskan, pemerintah akan terus mengawal pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai jadwal.

 

“Saya akan memonitor pelaksanaan proyek ini dengan timeline yang jelas. Momentum ini tidak boleh lepas karena masyarakat Sumatera Selatan sudah lama menunggu,” tegasnya.

 

Sementara itu, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu menjelaskan, pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat bukan hanya proyek maritim, tetapi juga bagian dari strategi besar untuk menurunkan biaya logistik dan membangun kawasan industri hilirisasi.

 

“Sumatera Selatan memiliki kekayaan alam yang lengkap, seperti batu bara, gas, minyak bumi, karet, sawit, dan kopi. Namun biaya logistiknya masih tinggi. Pelabuhan Tanjung Carat akan menjadi bagian penting untuk menekan cost of logistics,” kata Todotua.

 

Ia menjelaskan, pelabuhan ini akan dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) hilirisasi yang terintegrasi dengan berbagai sektor industri.

 

“Kawasan ini nanti akan menjadi contoh KEK hilirisasi pertama di Indonesia yang menggabungkan pelabuhan, energi, dan industri,” jelasnya.

 

Ia mengungkapkan, pembangunan pelabuhan akan terhubung langsung dengan jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) untuk memperkuat sistem logistik terintegrasi.

 

“Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan agar jalur backbone Sumatera bisa tersambung hingga ke Tanjung Carat,” ungkapnya.

 

Gubernur Sumsel, Herman Deru menyampaikan, bahwa pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga menyangkut aspek kemanusiaan.

 

“Hampir setiap minggu selalu ada korban jiwa akibat padatnya kendaraan besar yang keluar-masuk Pelabuhan Boom Baru di dalam kota. Karena itu, pelabuhan baru ini sangat mendesak,” terangnya.

 

Menurutnya, keberadaan pelabuhan di Tanjung Carat akan memindahkan aktivitas logistik dari tengah kota ke kawasan pesisir Banyuasin yang lebih aman dan tertata.

 

“Mudah-mudahan dengan selesainya pelabuhan ini, kecelakaan akibat truk besar bisa berkurang,” ucap dia.