Momen Hari Guru Nasional 2025, Guru Dibanjiri Kado dan Buket Bunga

Laporan: Hasan Basri

 

KOTA PALEMBANG, BSPeringatan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional (HGN) ke-80 di SMP Negeri 19 Palembang berlangsung hangat dan penuh warna.Sejak pagi, halaman sekolah dipenuhi buket bunga, hadiah kecil, serta kartu ucapan yang dibawa para siswa untuk diberikan kepada guru-guru mereka.

 

Suasana berbeda terasa dibandingkan peringatan tahun-tahun sebelumnya.Para guru tampak haru ketika satu per satu siswa maju memberikan buket bunga sebagai bentuk penghormatan dan terima kasih atas dedikasi mereka.Sejumlah siswa bahkan membuat buket bunga sendiri dari kertas berwarna dan pita,lengkap dengan tulisan tangan berisi doa dan pesan khusus untuk guru mereka.

 

Rully Agustina, salah satu guru SMPN 19 Palembang, mengatakan momen HGN kali ini terasa sangat emosional.

 

“Saya tidak menyangka akan menerima kejutan seperti ini. Terharu sekali melihat perhatian dan cinta dari anak-anak,” tuturnya sambil memeluk buket bunga pemberian siswanya.

 

Selepas upacara,suasana di sekolah berubah menjadi lebih semarak.Di berbagai sudut halaman,siswa dan guru terlihat berfoto bersama sambil membawa buket dan hadiah.Tak sedikit siswa menyiapkan kejutan lain berupa nyanyian,foto,hingga video ucapan terima kasih yang ditampilkan melalui gawai mereka.

 

Rully menyampaikan, bahwa antusiasme siswa menunjukkan besarnya rasa hormat mereka terhadap guru.

 

“Ini hari istimewa bagi guru. Melihat bagaimana siswa mengekspresikan terima kasih dengan cara yang tulus adalah kebahagiaan tersendiri bagi kami,”ujarnya.

 

Ia menambahkan bahwa momen seperti ini memiliki nilai penting dalam pendidikan karakter.

 

“Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga memberi teladan.Dan hari ini, kami justru belajar dari ketulusan siswa kami sendiri,” katanya.

 

Perayaan HGN dan HUT PGRI di SMPN 19 Palembang kemudian ditutup dengan suasana tawa,canda,dan doa bersama sebagai bentuk syukur atas perjalanan panjang para guru mendidik siswa-siswanya.

 

Sementara itu, Marsyah Amira, siswi kelas IX-7, mengatakan bahwa pemberian kado dan buket bukanlah bentuk paksaan.

 

“Ini inisiatif kami sendiri. Momen seperti ini hanya terjadi setahun sekali. Wajar kalau kami ingin memberi sesuatu sebagai tanda terima kasih karena guru sudah mendidik kami dengan sabar.

 

Di tengah rangkaian perayaan itu, satu pesan terasa kuat. “Guru tetap menjadi sosok yang dihormati, dikagumi dan dirindukan dalam perjalanan pendidikan kami,” pungkasnya.