Melalui Budidaya Lebah Trigona, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Dorong Kemandirian Ekonomi Hijau Warga Desa Tanjung Dalam
Laporan: EJA
KOTA PALEMBANG, BS — Di tepian hutan Desa Tanjung Dalam, Kecamatan Lubuk Batang, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, dengung lebah kini menjadi simbol perubahan.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) bersama Fuel Terminal (FT) Baturaja, warga mengubah potensi alam menjadi sumber ekonomi berkelanjutan lewat budidaya lebah madu Trigona, lebah tanpa sengat penghasil madu bernilai tinggi.
Sejak 2021, program ini menjadi awal kemandirian delapan peternak binaan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel. Kini, lebih dari 80 stup lebah Trigona menghasilkan madu murni dua hingga tiga kali seminggu sebagai sumber penghidupan bagi keluarga desa, dengan budidaya alami tanpa bahan kimia dari nektar bunga liar sekitar hutan.
Meski panen menurun saat musim hujan, para peternak tetap tekun merawat koloni dan menjaga lingkungan tanpa pestisida agar lebah dapat hidup alami. Saat kemarau, produksi madu mencapai 20 kilogram per hari dengan harga Rp75.000–Rp130.000 per botol (250–500 ml), menghasilkan pendapatan hingga Rp3,5 juta per bulan yang dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarga dan pengembangan usaha.
Di balik keberhasilan tersebut, ada sosok Sartono, sang penggerak utama program sekaligus inspirasi bagi warga. Ia sangat bersyukur atas Program TJSL Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel yang mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan produktif untuk budidaya lebah.
“Awalnya kami hanya mencoba beberapa stup di hutan, hasilnya lumayan. Sekarang kami bisa panen di rumah sendiri. Madu ini bukan hanya manis, tapi juga membawa harapan dan semangat baru bagi kami,” ujar Sartono dengan senyum bangga.
Program ini juga membuka peluang kerja bagi warga lain, termasuk dua mantan buruh harian lepas yang kini mandiri secara ekonomi melalui panen madu yang bermanfaat untuk kesehatan, seperti meredakan batuk, demam, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
“Dulu saya hanya buruh harian, tapi setelah belajar budidaya lebah, kini saya bisa punya penghasilan sendiri dari panen madu. Rasanya bangga bisa berusaha dari alam sendiri,” tutur Jumali, salah satu penerima manfaat program.
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel turut memberikan pelatihan teknis, bantuan sarana produksi, dan pendampingan manajemen usaha, hingga kini Madu Trigona Desa Tanjung Dalam mulai dikenal di pasar lokal dan menembus pasar regional. Warga bahkan berencana mengembangkan produk turunan seperti propolis, sabun madu, dan lilin alami untuk memperluas nilai ekonomi.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi menegaskan, bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina dalam mendukung kemandirian masyarakat dan pelestarian lingkungan.
“Budidaya lebah Trigona adalah bentuk sinergi antara manusia dan alam. Program ini bukan sekadar kegiatan ekonomi, tetapi juga kontribusi nyata terhadap ekonomi hijau dan keberlanjutan lingkungan. Melalui dukungan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Desa Tanjung Dalam tumbuh menjadi simbol kemandirian sekaligus kepedulian terhadap bumi,” ujar Rusminto.
Program ini membuka peluang usaha, meningkatkan pendapatan, dan menumbuhkan kesadaran untuk hidup selaras dengan alam. Inisiatif ini juga mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya Tujuan 8 tentang pekerjaan layak, Tujuan 12 tentang produksi berkelanjutan, dan Tujuan 15 tentang pelestarian ekosistem daratan melalui keberlanjutan budidaya lebah.